Kamis, 13 Juni 2013

TUGAS PROBABILITAS DAN STATISTIKA

NAMA: TAUFIK QURROHMAN
NPM    : 1215031072
KELAS: TEKNIK ELEKTRO B

data bersumber dari klik disini.

DATA STATISTIK PEMBANGUNAN MANUSIA

tahun     RIAU    SUMBAR    SUMUT    NASIONAL
2004    72.2           70.5               71.4          68.7
2005    73.63         71.19            72.03         69.57
2006    73.81         71.65            72.46          70.1
2007    74.63          72.23           72.78         70.59
2008    75.09         72.96            73.29          71.17
2009    75.6           73.44            73.8            71.76
2010    76.07         73.78            74.19          72.27
2011    76.53         74.28             74.65         72.77



SYNTAX PHYTON

#Taufi Qurrohman
#1215031072

"""
tentang indeks pembangunan manusia provinsi riau, sumbar, sumut data 2004 - 2011 terhadap nasional
data from http://www.bappenas.go.id/proto-bappenas/file-uploads/1.Buku_Datin_Kinerja_Pembangunan_2004-2012B.pdf
"""

import matplotlib.pyplot as plt
import numpy as np
import datetime

somedates, riau, sumbar, sumut, nasional = np.loadtxt('IPM2.txt',skiprows=1,unpack=True)

xdates = [datetime.datetime.strptime(str(int(date)),'%Y') for date in somedates]

fig = plt.figure()
ax = plt.subplot(111)
plt.plot(xdates, riau,'o-',label='Riau')
plt.plot(xdates, sumbar,'o-',label='Sumatera Barat')
plt.plot(xdates, sumut, 'o-',label='Sumatera Utara')
plt.plot(xdates, nasional,'o-',label='Nasional')
plt.legend(loc=4)
plt.ylabel('Indeks Pembangunan Manusia')
plt.xlabel('Tahun')
plt.grid()
plt.savefig('dates-tutorial01.png')
plt.show()



GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI TERHADAP NASIONAL

Selasa, 19 Februari 2013

Yak Inilah Neurologi!


Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraf. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi disebut neurolog dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan memanejemen pasien dan kelainan saraf. Kebanyakan para neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk anak-anak dilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri atau ilmu kesehatan anak. Di Indonesia, dokter dengan spesialisasi neurologi diberi gelar Sp.S. atau Spesialis Saraf.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Bidang kerja

Para neurolog menangani kelainan pada sistem saraf, termasuk pada sistem saraf pusat (otakbatang otak, dan otak kecil), sistem saraf tepi (misalnya saraf otak), dan sistem saraf otonom. Neurolog juga dapat mendiagnosa dan memeriksa beberapa kasus pada sistem otot dan tulang (muskuloskeletal).
Kondisi mayor termasuk:

[sunting]Pendidikan

Di Indonesia, seseorang dapat menjalani pendidikan spesialisasi saraf setelah mendapat gelar profesi dokternya. Pendidikan spesialiasi dapat diikuti di universitas yang membuka program tersebut.

[sunting]Pemeriksaan

Selama pemeriksaan, neurolog meninjau riwayat kesehatan pasien dengan perhatian khusus pada kondisi saat ini. Pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan klinis seperti pemeriksaan penglihatan, kekuatan, koordinasi, refleks, dan rangsangan. Informasi tersebut akan membantu neurolog untuk memastikan penyakit tersebut berhubungan pada sistem saraf. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang diderita pasien.

[sunting]Tugas klinis

[sunting]Kasus umum

Para neurolog bertanggung jawab pada diagnosis, perawatan, manajemen kondisi pasiennya. Bila diperlukan tindakan pembedahan, neurolog harus merujuk pasiennya pada dokter spesialisasi bedah saraf dan neuroradiolog. Di beberapa negara, neurolog diperlukan untuk menegakkan keputusan mati batang otak.
Neurolog juga bertanggung jawab untuk beberapa tindakan medis seperti fungsi lumbal. Namun bila neurolog tidak hadir, dokter umum yang berkemampuan dapat melakukan fungsi lumbal tersebut.

[sunting]Bidang kerja dengan spesialiasi lain

Setiap negara memiliki cabang kedokteran spesialis yang berbeda dan pada penerapan tugasnya. faktanya, banyak pasien stroke yang dirujuk ke dokter penyakit dalam, padahal hal ini dapat ditangani oleh neurolog. Pasien yang mengalami kesulitan tidur dapat pula dirujuk ke ahli pulmunologi. Sakit kepala yang ringan dapat dirujuk ke dokter umum.

[sunting]Neurologi dan psikiatri

Walau penyakit jiwa diyakini terdapat kelainan pada sistem saraf, namun hal ini ditangani oleh psikater atau ahli penyakit jiwa. Terdapat indikasi kuat bahwa mekanisme neuro-kimiawi berperan penting dalam penyakit jiwa seperti skizofrenia. Kelainan saraf sering pula memiliki manifestasi penyakit jiwa seperti depresi pasca stroke, kepikunan yang dihubungkan pada penyakit Parkinson, disfungsi kognitif pada penderita penyakit Alzheimer.
Tidak ada pembedaan yang terlalu besar antara neurologi dan psikiatri. Pembedaan ini hanyalah alasan praktis dan akar sejarah.

Sumber : Wikipedia

Selasa, 25 Desember 2012

Dr. Hendro Wibowo, SpS: “Belajar saraf dan neurologi itu menyenangkan”


Netsains.Com – Kecintaannya kepada dunia neurologi sejak mahasiswa kedokteran, pengalamannya berinteraksi dengan pasien stroke, serta ibunda tercintanya yang didiagnosis stroke telah memantapkan hati Hendro Wibowo untuk menjadi dokter spesialis saraf (neurolog).
Dokter kelahiran Jakarta, 12 Juli 1967 ini berprinsip: menjalani hidup dengan keseimbangan: olah batin, olah raga, dan olah rasa. Bagi beliau, menjalani hidup dengan ikhlas merupakan filosofi hidupnya. Sehingga beliau yang super sibuk ini masih menyempatkan diri bersama istri tercintanya, Endang Setyaningsih, S.Sos., juga meluangkan waktu demi puteranya tercinta: Muhammad Sinatrio Budi Wibowo, Muhammad Nurkamal Aryo Wibowo, Muhammad Naufal Satyo Wibowo.
Sebelum menjadi dokter spesialis, pengalaman sebagai dokter PTT di Aceh (1991 – 1994) dan juga dokter PNS di Cirebon (1995 – 2002) telah menempa serta membentuk kepribadian sekaligus menambah pengalaman hidupnya.
Saat ini, dokter spesialis saraf penemu hubungan magnesium dan migrain yang ramah ini berpraktek di tiga tempat, yaitu: Keluarga Sehat Hospital (KSH) Margorejo Pati, apotek KS24 Pati, dan Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati (RSUD Soewondo Pati). Menurutnya, tiga tempat praktek sesuai UU Kedokteran cukup, asalkan bekerja secara profesional, supaya pasien dapat terlayani sesuai semboyan ”patient safety”.
Mendaki Langit Meraih Bintang
  1. DITO: Apakah menjadi dokter merupakan cita-cita Anda sejak kecil, jika ya, mengapa (memilih profesi ini)? Jika bukan, lalu apakah cita-cita Anda sejak kecil?
Jawab: Ya, memang cita-cita saya sejak kecil. Di samping juga karena didikan orang tua, terutama untuk menolong orang lain yang sedang sakit dan membantu sesama.

  1. DITO: Ada tantangan atau tentangan dari keluarga, saat Anda memutuskan untuk menjadi/memilih profesi dokter? Jika ada, dari siapa (saja)?
Jawab: Alhamdulillah, semua keluarga saya (terutama orang tua, istri, anak) mendukung.

  1. DITO: Mengapa Anda tertarik untuk memilih spesialis saraf?
Jawab: Begini ceritanya, saat saya koas di bagian Neurologi (Saraf), saya melihat sendiri banyak sekali pasien penderita Stroke yang tidak berdaya… Mereka mau tidak mau ”harus” makan pakai sonde, jalan dibantu, menggerakkan tangan tidak bisa, … Di samping itu, saya juga menyenangi ilmu saraf… karena seperti kita ketahui bersama bahwa sebagian besar tindakan, aktivitas, perilaku (kognitif, dsb) manusia itu dipengaruhi oleh sistem saraf. Misalnya pusat berbicara ada di area Brocca, pusat emosi ada di daerah limbik.

Terlebih lagi, saat saya baru saja diterima sebagai residen saraf pada tahun 2002, Ibu saya menderita stroke non hemoragik (akibat sumbatan). Hal inilah yang menambah semangat dan minat saya mendalami ilmu penyakit saraf.

Perjalanan dan Pengalaman Hidup
  1. DITO: Bagaimana Anda menjalani kehidupan masa kecil, anak-anak, remaja, dan dewasa?
Jawab: Ya…seperti anak-anak yang lainnya, saya bermain sepakbola di jalanan, di lapangan, bermain layang-layang… kemudian saat SMA saya aktif berorganisasi. Masa kecil saya di Semarang, tepatnya di daerah Cinde.
SD saya di SD Negeri Sompok IV Semarang, lulus tahun 1979. SMP saya di SMP Negeri 2 Semarang, lulus tahun: 1982. SMA saya di
SMA Negeri 1 Semarang, lulus tahun: 1985, lalu saya melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Umum UNDIP Semarang, lulus tahun: 1991. Sebelum menjadi dokter spesialis saraf, saya sempat bekerja sebagai dokter PTT di Aceh (1991 – 1994) dan dokter PNS di Cirebon (1995 – 2002). Kemudian saya melanjutkan spesialis saraf di UNDIP, Semarang (2002 – 2006). Selain sebagai dokter di tiga rumah sakit, saya juga aktif berorganisasi di Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Jawa Tengah.

  1. DITO: Dapatkah Anda berbagi cerita tentang “masa lalu” yang begitu menempa dan mendewasakan diri dan kepribadian Anda, dan sekaligus yang mengandung hikmah? Bisa diceritakan secara lengkap, mendetail, dan terperinci?
Jawab: Yang terasa besar sekali pengaruhnya, ya…saat menunaikan ibadah haji pada tahun 1999. Momen yang hanya beberapa hari itu ternyata amat membekas dan memengaruhi kehidupan saya yang sudah lebih dari 20 tahun ini. Menurut saya pribadi, ibadah haji itu memang ibarat ”tiang-tiang” bagi bangunan yang besar dan kokoh.

  1. DITO: Apa sajakah pengalaman Anda yang paling berkesan selama menjadi mahasiswa kedokteran? Boleh diuraikan?
Jawab: Saat saya ujian koas di bagian ilmu penyakit dalam (interna). Penguji saya saat itu (dr. Budi Riyanto, MSc., SpPD-KPTI.) hanya memberi wejangan (nasihat –red.), ”Dik, kalau ilmu itu bisa dibaca atau dipelajari, tapi kalau dari cara kamu memegang (memerlakukan –red.) pasien saya kok sudah (merasa) sreg (cocok, setuju –red.).” Padahal saat itu saya belum diuji. Wejangan itu yang masih membekas dan berkesan di hati saya sampai sekarang. Intinya bahwa sebagai dokter sebaiknya kita memerlakukan pasien atau penderita itu sebagaimana diri kita, orang tua, anak, kerabat, saudara-saudara kita ingin diperlakukan.

  1. DITO: Apa sajakah pengalaman Anda yang paling berkesan selama menjadi residen? Boleh diuraikan?
Jawab: Saat itu di poliklinik saraf, ada pasien stroke, wanita (sudah berusia lanjut), biasanya ia kontrol teratur sebulan 1x. Nah, ia datang untuk kontrol setelah absen selama 3 bulan, dengan kata lain, bulan ke-4 baru kontrol. Dia datang dengan dibantu kursi roda, wajahnya tampak amat sedih. Biasanya dia diantarkan putera lelakinya yang berusia sekitar 20-an tahun, namun kali ini dia datang sendirian. Dari wawancara mendalam (anamnesis) yang saya lakukan, ternyata puteranya sudah meninggal dunia. Begini ceritanya, puteranya itu begitu tahu ibunya didiagnosis stroke, ia langsung membuatkan WC (toilet) duduk. Namun, malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih… saat membuat WC duduk, ia malah terkena paku, lalu terinfeksi Tetanus, akhirnya meninggal dunia….  Dari pengalaman saya, memang selalu saja ada hikmah dari setiap penderita stroke… Jadi sebaiknya dokter yang merawat penderita stroke itu hendaknya tidak langsung bertanya mengapa kontrolnya tidak teratur atau mengapa datang kontrol terlambat? Kita perlu berempati, menggali, dan memahami ada apa sehingga penderita stroke yang kita rawat itu datang terlambat atau tidak rutin kontrol.

  1. DITO: Apa sajakah pengalaman yang berkesan selama mengajar? Bisa diceritakan?
Kebetulan selain sebagai dokter spesialis saraf di Keluarga Sehat Hospital (KSH), saya juga sebagai dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. Nah, disitu saya membimbing koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (FK UNISSULA). Saya memang hobi mengajar, karena dengan mengajar, saya juga merasa puas bila berbagi ilmu dan pengalaman.

Saya merasa prihatin, sebab masih ada koas yang ”alergi” terhadap ilmu kesehatan saraf (neurologi) karena dipandang susah, njelimet (rumit –red.). Padahal, saya sendirienjoy saat belajar saraf dan neurologi itu menyenangkan…

  1. DITO: Apa sajakah pengalaman yang menarik saat berinteraksi dengan rekan sejawat?
Jawab: Alhamdulillah, dengan teman sejawat, hubungan saya baik dan harmonis.

10. DITO: Apa sajakah pengalaman yang menarik saat berinteraksi dengan pasien?
Jawab: merupakan kepuasan dan kenikmatan tersendiri bagi saya setelah melihat perkembangan pasien yang semakin membaik dari hari ke hari. Misalnya pasien stroke, cedera kepala, tidak sadar, tidak bisa bicara menjadi sadar penuh, pulih, sembuh dari penyakitnya. Coba saja bayangkan kalau pasien stroke itu seorang satpam yang merupakan tulang punggung keluarganya, atau seorang guru yang bertugas mencerdaskan murid-muridnya….kalau mereka berhasil menunaikan tugasnya kembali…betapa puas dan bahagia rasanya…

Top Ten Problems
11. DITO: Menurut Anda, apa saja “top ten problems” atau “top ten diseases-disorders”(di bidang saraf) yang sering Anda jumpai di dalam kehidupan/praktik sehari-hari?
Jawab: stroke iskemik, stroke hemoragik, pain (nyeri), nyeri kepala, nyeri anggota gerak,low back pain, nyeri otot, gangguan saraf tepi (neuropati), epilepsi, dan tumor otak (yang terakhir ini persentasenya kecil sekali).

12. DITO: Secara umum, bagaimana solusi untuk mencegah dan mengatasi “top ten problems” atau “top ten diseases-disorders” tersebut?
Jawab: Untuk mencegah dan mengatasinya mudah, yaitu: dengan pola hidup sehat, mengetahui berbagai faktor risikonya, peralatan, sarana-prasarana yang canggih, seperti: TCD (Trans Cranial Doppler) dan CT Scan multislices, dsb.

Prestasi
13. DITO: Setahu kami, Anda pernah menjadi juara I ASNA (ASEAN Neurological Association) pada tahun 2005 saat mengangkat topik Mg pada migrain. Boleh diceritakan metabolisme Mg (magnesium) pada migrain secara awam?
Jawab: pada penderita migrain akan terjadi penurunan ion elektrolit magnesium. Namun penelitian ini masih perlu dikembangkan, karena masih superficial (belum mendalam).
Rahasia Sukses
14. DITO: Sebenarnya, apa sih rahasia sukses Anda?
Jawab: Menjalanai hidup dengan ikhlas dan berpola hidup sehat. Namun sampai sekarang, saya merasa kesuksesan itu masih harus kita raih. Masih banyak sekali ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan masih banyak pasien saraf yang perlu ditingkatkan pelayanannya.
15. DITO: Menurut Anda, siapa sajakah orang penting yang berada di balik kesuksesan Anda, dan apa saja kontribusi mereka terhadap kesuksesan Anda?
Jawab: orang tua dan keluarga (terutama istri).

16. DITO: Siapakah guru-guru yang amat berkesan dan berpengaruh dalam kehidupan Anda sampai saat ini?
Jawab: beliau itu antara lain Prof. Bambang Hartono, SpS (alm) dan dr. Dodik Tugasworo, SpS. Selain smart (cerdas, pintar –red.), beliau berdua merupakan idola saya karena pernah menjadi juara pertama di forum ASNA (ASEAN Neurological Association).
17. DITO: Siapakah tokoh atau idola Anda?
Jawab: Tokoh idola saya adalah Werkudara. Dalam cerita pewayangan, ia digambarkan sebagai sosok yang jujur, patuh, menuntut ilmu sampai kemanapun, dan mencintai keluarganya.
18. DITO: Boleh tahu tips Anda di dalam me-manage waktu?
Jawab: Saya berusaha membagi waktu dengan adil. Setiap sore, selalu saya luangkan waktu bersama keluarga, misalnya berjalan-jalan, mengantarkan anak pergi les, dsb. Di sela-sela kesibukan, selalu saya sempatkan waktu untuk berolahraga…perlu diketahui, saya memiliki seperangkat alat fitness yang lengkap.
19. DITO: Boleh tahu resep Anda di dalam  menyeimbangkan dan  mengharmoniskan antara karir (sebagai dokter spesialis), hobi (berolahraga), dengan keluarga?
Jawab: Sebenarnya resepnya sederhana: olah batin, olah raga, dan olah rasa. Olah batin dengan cara sholat, wirid, berzikir. Olah raga dengan menggunakan alat fitness. Olah rasa ini berkaitan dengan manajemen perasaan, cara bersimpati dan berempati, jangan suka kemrungsung (terburu-buru –red.). Ketiganya ini sangat penting di dalam kehidupan saya, terutama saat berinteraksi dengan pasien, guna mewujudkan patient safety dan customer satisfaction.
Curriculum Vitae
Nama Lengkap (dan gelar)dr. Hendro Wibowo, SpS.
Nama Panggilan/SapaanHendro
Tempat, Tanggal lahirJakarta, 12 Juli 1967
Golongan DarahO
Alamat RumahJL. Puri Indah III No. 4 Pati
Alamat Praktek dan atau Kantor 

Keluarga Sehat Hospital (KSH), JL. P. Sudirman No. 9 Margorejo, Pati 59163.
PekerjaanNeurolog
Pangkat/GolonganIII D
Nama Lengkap Istri (dan gelar)Endang Setyaningsih, S.Sos.
Nama Lengkap Anak 

  1. Muhammad Sinatrio Budi Wibowo
  2. Muhammad Nurkamal Aryo Wibowo
  3. Muhammad Naufal Satyo Wibowo
HobiSport
Prinsip/Motto/Semboyan/Kata MutiaraMenjalani hidup dengan keseimbangan: olah batin, olah raga, dan olah rasa.
Filosofi HidupJalani hidup dengan ikhlas.
Pendidikan:
SD: Negeri Sompok IV Semarang Lulus tahun: 1979
SMP:     Negeri 2 Semarang                        Lulus tahun: 1982
SMA:     Negeri 1 Semarang                        Lulus tahun: 1985
FK: Kedokteran Umum UNDIP Semarang   Lulus tahun: 1991
Spesialis Saraf : UNDIP Semarang                 Lulus tahun: 2006

Riwayat Pekerjaan
Dokter PTT di Aceh (1991 – 1994)
Dokter PNS di Cirebon (1995 – 2002)

Organisasi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Jawa Tengah.